SYAL

Tradisi mengenakan syal berawal dari bangsa Romawi.Kala itu,ia bernama ‘sudarium’ dan di pakai pria Romawi untuk mengelap leher dan wajah dari keringat.Syal dikaitkan di ikat pinggang atau disimpul pada area leher.
Kemudian, pengenaan syal berkembang ke berbagai penjuru dunia.Seperti di negeri tirai bambu, para prajurit dimasa Dinasti Cheng (Shih Huang Ti) memakai syal berbahan wol untuk menahan udara dingin.Di Kroasia pun,tentara mengenakan syal berbahan linen dan katun dan penggunaan bahan sutra identik dengan kaum pekerja.
Setelah sekian lama syal identik sebagai aksesori pria,akhirnya di sekitar abad ke-19,wanita Perancis mengadopsi trend fashion ini dan membuatnya semakin berkembang.Kini,syal menjadi bagian dari industri mode.Dengan ragam kain dan motif,ia mampu menjadi daya pikat penampilan wanita.

(Kompas)

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment